5 AJARAN POKOK MUKTAZILAH (ALIRAN ILMU KALAM)
AT-TAUHID
Ajaran yang
paling penting dari kaum Mu’tazilah adalah At-Tauhid atau ke-Maha Esaan
Allah.Bagi mereka, Allah baru dapat dikatakan Maha Esa jika ia merupakan zat
yang usik, tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Oleh karena itu,Kaum
Mu’tazilah menolak paham Antropomorphisme,yaitu paham yang menggambarkan Tuhan
menyerupai makhluk-Nya. Mereka juga menolak paham Beatific Vision, yaitu
pandangan bahwa tuhan dapat dilihat oleh manusia.Satu-satunya Sifat Tuhan yang
betul-betul tidak mungkin ada pada makhluk-Nya adalah sifat Qadim. Paha mini
mendorong kaum Mu’tazilah untuk meniadakan sifat-sifat Tuhan yang mempunyai
wujud sendiri di luar dzat Tuhan. Menurut paham ini tidak berarti bahwa Tuhan
tidak diberi sifat-sifat. Tuhan bagi kaum Mu’tazilah tetap Maha Tahu, Maha
Kuasa, Maha Hidup, Maha Mendengar, Maha Melihat, dan sebagainya, tetapi itu tak
dapat dipisahkan dari Dzat Tuhan dengan kata lain, sifat-sifat itu merupakan
esensi Dzat Tuhan.Bagi Mu’tazilah pahm ini mereka muculkan karena keinginan
untuk memelihara kemurnian ke-Maha esaan Tuhan.
AL-'ADL
Bagi Mu’tazilah
paham ini mereka munculkan karena ingin mensucika perbuatan Tuhan dari
persamaannya dengan perbuatan makhluk. Hanya tuhan yang berbuat adil
seadil-adilnya.Tuhan tidak mungkin berbuat zalim. Dalam menafsirkan keadilan
mereka mengatakan bahwa “Tuhan tidak menghendaki keburukan dan tidak
menciptakan perbuatan manusia.Manusia bisa mengerjakan sendiri segala perintah-Nya
dan meninggalkan segala larangan-Nya dengan kekuasaan (kodrat) yang dijadikan
oleh Tuhan pada diri mereka. Ia hannya memerintahkan apa yang dikehendaki-nya.
Ia menghendaki kebaikan-kebaikan yang Ia perintahkan dan tidak campur tangan
dalam keburukan-keburukan yang dilarang”.
WA'AD WAL WA'ID
Kaum Mu’tazilah
yakin bahwa tuhan pasti akan memberikan pahala dan akan menjatuhkan siksa
kepada manusia di Akhirat kelak. Bagi mereka Tuhan tidak dikatakan adil jika Ia
tidak member pahala kepada orang yang berbuat baik dan tidak menghukum orang
jahat. Keadilan meghendaki supaya orang bersalah diberi hukuman berupa neraka
dan orang yang berbuat baik diberi hadiah berupa surga sebagaimana dijanjikan
Tuhan.
MANZILAH BAINA MANZILATAIN
Prinsip keempat
ini juga erat kaitannya dengan prinsip keadilan Tuhan.Pembuatan dosa besar
bukanlah kafir, karena mereka masih percaya kepada
Allah dan Rosul-Nya, tetapi mereka bukan pula Mukmin, karena iman meeka tidak
lagi sempurna. Penempatan ini bagi kaum Mu’tazilah berkaitan dengan pahaPrinsip
keempat ini juga erat kaitannya dengan prinsip keadilan Tuhan.Pembuatan dosa
besar bukanlah kafir, karena mereka masih percaya kepada Allah dan Rosul-Nya,
tetapi mereka bukan pula Mukmin, karena iman meeka tidak lagi sempurna. Penempatan
ini bagi kaum Mu’tazilah berkaitan dengan paham Mu’tazilah tentang iman. Iman
bagi mereka bukan hanya pengakuan dan ucapan tetapi juga perbuatan. Dengan
demikian pembuat dosa besar tidak beriman,tidak juga kafir seperti disebut
terdahulu.
AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR
Mengenai
hal ini kaum Mu’tazilah berpendapat sama dengan pendapat golongan-golongan umat
Is;am lainnya. Kalaupun ada perbedaan hanya dari segi pelaksanaannya, apakah
seruan untuk berbuat baik dan larangan berbuat buruk itu dilakukan dengan lunak
atau dengan kekerasan.