AHMAD KHAN



RIWAYAT HIDUP


Sayyid Ahmad Khan lahir di Delhi pada tahun 1817 dan menurut kterangan berasal dari keturunan Husein, cucu Nabi MuhammadSAW. Melalui Fatimah dan Ali. Neneknya Sayyid Hadi adalah pembesar istana pada zaman Alamghir II (1754-1759). Sejak kecil, beliaumendapat didikan tradisional dalam pengetahuan agama, disamping juga belajar bahasa Arab dan bahasa Persia.beliau orang yang  rajin membaca buku dalam berbagai ilmu pengetahuan.

Pada waktu berusia 18 tahun ia bekerja di Serikat India Timur. Pengaruhnya beliau di Serikat India Timur khususnya di dunia Islam diakui cukup besar. Beliau pengliham utama kebangkitan orang Islam di masa abad 19, langsung atau tidak langsung beliau berperan dalam pengorganisasian beberapa gerakan masa dan gerakan reformis diseluruh umat Islam. Di dalamnya termasuk gerakan modernis dan khalikah di india, gerakan nasionalis dan modernis di Mesir, gerakan persatuan dan kemajuan di Turki. Kemudian ia bekerja pla sebagai hakim. Pada tahun 1846, ia pulang kembali ke Delhi dan mempergunakan kesempatan itu untuk belajar.

Di Delhi ia dapat melihat langsung peninggalan-peninggalan kejayaan islam dan bergaul dengan tokoh-tokoh dan pemuka muslim, seperti Nawab Ahmad Baksh, Nawab Mustafa Khan, Hakim Mahmud Khan, Nawab Aminuddin. Semasa Delhi ia mulai mengarang, karangan yang pertama yaitu Asar As-Sanadid.  Pada tahun 1855, ia pindah ke Bijnore,di tempat itu juga ia tetap mengarang buku-buku penting tentang islam di India. Pada saat melihat keadaan rakyat Delhi, Sayyid Ahmad Khan sempat berpikir untuk meninggalkan India menuju Mesir, tepai ia sadar untuk memperjuangkan umat islan Iindia menjadi maju.

Ia berusaha untuk menjadi terjadinya kekerasan. Usahanya dalam pendidikakan untuk bangsa India sangat besar karena pada tahun 1861, ia mendirikan sekolah Inggris di Murabadad. Hingga akhir hayatnya ia mementingkan pendidikan umat Islam India. Pada tahun 1878, ia juga mendirikan sekolah Mohammedan Anglo Oriental College (MAOC) di Aligarh yang merupakan karyanya yang paling bersejarah dan berpengaruh untuk memajukan umat Islam India.

Membentuk All India Muhammadan Educational Conference yang bertujuan untuk memajukan pendidikan Islam di bidang kaum muslim. Sebagai pemikir Islam di bidang Pendidikan, banyak karya tulis yang di hasilkannya seperti tafsir Alqur’an 6 jilid, Tabyin al-Kalam 1862 tentang bible dan Asbab Baghawat i-Hind 1858 dan Essai and the life of Muhammad 1870 (biografi Nabi Muhammad).

Hingga akhir ayatnya beliau selalu mementingkan pendidikan umat Islam India dan meninggal dunia pada tahun 1989.


PEMIKIRAN TEOLOGI AHMAD KHAN


Sayyid Ahmad Khan mempunyai kesamaan pemikiran dengan Muhammad Abduh di Mesir setelah berpisah dengan Jamaluddin Al-Afghani dan sekembalinya dari pengasingan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa ide yang di kemukakannya terutama tentang akal yang mendapat penghargaan tinggi dalam pendangannya. Meskipun demikian, sebagai penganut ajaran islam yang taat dam percaya akan kebenaran wahyu, ia berpendapat bahwa akal bukan segalanyadan kekuatan akal terbatas yang sifatnya relative.

Keyakinan kekuatan akal dan kekbebasan akal menjadi Khan percaya bahwa manusia bebas untuk menentukan kehendak dan melakukan perbuatan. Ini berarti ia mempunyai paham yang sama dengan paham Qadariah.
Menurutnya manusia di anugrahi Tuhan berbagai macam daya, di antaranya daya pikir berupa akal dan fisik untuk merealisasikan kehendaknya. Karena kepercayaanya kuat terhadap hukum alam kerasnya mempertahankan konsep hukum alam, ia dianggap kafir oleh sebagian umat islam. Bahkan, ketika datang ke India pada tahun 1869, Jamaluddin Al-Afghani (1838-1897) menerima keluhan itu. Sebagai tanggapan atas tuduhan tersebut, Jamaluddin mengarang buku yang berjudul Ar-Radd ‘ala Ad-Dahriyyin (Bantahan terhadap Materialis). Sejalan dengan paham Qadariyah yang dianutnya, ia menentang keras faham Taqlid.

Khan berpendapat bahwa umat Islam India mundur karena mereka tidakmengikuti perkembangan zaman. Gaung peradaban Islam klasik masih menelankan mereka, sehingga tidak menyadari bahwa peradaban baru telah timbul di Barat. Peradaban baru timul dengan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Inilah penyebab utama bagi kemajuan dan kekuatan orang Barat.

Selanjutnya, Khan mengemukakan bahwa Tuhan telah menentukan tabiat atau nature (sunnatullah) bagi setiap makhluknya yang tetap dan tidak berubah. Menurut dia Islam adalah agama yang paling sesuai dengan hukum alam karena hukum alam adalah ciptaan Tuhan dan Al-Qur’an adalah firmannya, suddah tentu keduanya sejalan dan tidak ada pertentangan.

Sejalan dengan keyakinan tentang kekuatan dan hukum alam, Khan tidak ingin pemikirannya terganggu otoritas hadis dan fiqh. Segala sesuatu diukurnya dengan kritik rasional. Ia pun menolak semua yang beretentangan dengan logika dan hukum alam, Khan tidak ingin pemikirannya terganggu otoritas dan fiqh. Segala sesuatu diukurnya dengan kritik rasional. Ia pun menolak semua yang bertentangan dengan logika dan hukum alam. Ia hanya ingin mengambil Al-Qur’an sebagai pedoman bagi islam, sedangkan yang lain hanya bersifat membantu dan kurang begitu penting.

Alasan penolakannya terhadap hadis karena hadis berisi moralitas sosial ari masyarakat islam pada abad pertama dan kedua sewaktu habis dikumpulkan. Menurutnya, hukum fiqh berisi moralitas masyarakat sampai saat timbulnya madzhab-madzhab. Ia menolak taklid dan membawa Al-Qur’an untuk menguraikan relavasinya dengan masyarakat baru pada zaman itu.

Sebagai konsekuensi dari penolakannya terhadap taklid, Khan memandang perlu diadakannya ijtihad-ijtihad baru untuk menyesuaikan pelaksanaan ajaran-ajaran islam dengan situasi dan kondisi masyarakat yang senantiasa mengalami perubahan.

Subscribe to receive free email updates: